Dalam hidup selalu ada kejutan tak terduga jika kita mau berharap. Mimpilah, berdoa dan berusaha maka setiap kesempatan akan datang menyambutmu dengan riang. Yang perlu kau persiapkan dalam hidup hanyalah takwa dan mental, meskipun tak dipungkiri uang juga menjadi suatu kebutuhan yang patut dipersiapkan, tapi percayalah, uang bukanlah segalanya. Sudah tak sabar rasanya mundur ke masa lalu, tepatnya setahun yang lalu, saat petualangan ini baru akan dimulai.
Pagi itu saya terbangun dengan sedikit terengah, mimpi yang sedikit aneh baru saja merasuk, terjaga dengan berusaha mengingat. Saya tipe orang yang terbiasa mendapat kiasan dalam mimpi, tapi seperti manusia normal lainnya, tentu saya hanya berharap semua akan baik saja dan mimpi itu hanyalah sebuah peringatan agar kita bersiap diri pada apa yang akan terjadi dan menjadi waspada, atau mungkin berusaha lebih sabar ketika suatu ujian akan segera menghampiri.
' Kaca mata saya patah', itulah mimpi saya sebelum keberangkatan ke Australia. Saya tergolong orang yang nekat, hanya membawa $500 untuk bekal hidup di Australia selama setahun, yang seharusnya menurut ketetapan pemerintah Australia sebesar $5000. Entahlah tidak biasanya saya senekat ini, tapi saya terlalu yakin Allah SWT bersama saya, akan menolong saya pada akhirnya. Saya selalu berkeyakinan janji Allah adalah benar, orang yang tidak sholat saja diberikan rezeki dan pertolongan, apalagi kita ciptaannya yang percaya dan mau beribadah kepadaNya. Selain itu karena saya memang tidak memiliki uang yang cukup, gengsi saya terlalu tinggi untuk meminta uang kepada orang tua, uang yang saya punya hanya itulah adanya.
Firasat saya memang jarang meleset, seperti pemberitahuan di awal sebelumnya, saya tahu akan ada sesuatu yang akan terjadi diluar dugaan yang akan menguji kesabaran. Saya bertemu dengan kawan yang akan berangkat ke Sydney, teman seperjalanan dari Indonesia, kami memang telah lama berhubungan melalui media sosial, merencanakan pertemuan di bandara Soeta. Akhirnya untuk pertama kalinya kami bertemu, sempat terbersit kami mungkin takkan pernah bisa berjalan beriringan, karena kepribadian kami yang berbeda jauh. Saya berjilbab dan dia bergaya sexy ala anak muda seusianya. Dia memang lebih muda dari saya, mungkin sekitar 5 tahun dibawah saya.
Saya kehilangan bantal leher yang saya titipkan kepadanya, karena saya ijin untuk sholat terlebih dahulu. Firasat pertama sudah terjadi, tapi saya terus beristighfar dan membesarkan hati. Kami transit di KL, dan harus pindah pesawat, dengan jeda sekitar 2 jam. Disinilah bencana dimulai, saat itu saya teledor tidak menyesuaikan waktu malaysia yang lebih cepat 1 jam dari waktu Indonesia. Kami berpisah sejenak, saya memutuskan untuk sholat dan dia pergi entah kemana. Baru belakangan saya tau kalau ternyata dia pergi mencari money changer yang benar-benar menghabiskan waktu kami. Lama sekali rasanya saya menunggu, tapi dia tak kunjung datang, sementara hp kami tidak berfungsi karena sim card kami masih provider Indonesia. Akhirnya dia datang sekitar setengah jam kemudian, jantung saya sudah tak karuan, saya berusaha memperingatkan agar kita segera masuk ke ruang tunggu, tapi dia berkata dia lapar dan ingin membeli burger dengan antrian yang cukup panjang, saya terus peringatkan tentang waktu yang sudah tidak memungkinkan. Dan akhirnya dia menurut untuk memasuki ruang tunggu, kami berlari sepanjang koridor. Sampai akhirnya kami tertinggal pesawat. Pesawat memang belum berangkat, tapi bagasi kami telah diturunkan dan kami tidak diizinkan memasuki pesawat. Kami terpaksa harus memasuki ruang imigrasi dan meminta pembatalan cap. Saya tidak bisa menyalahkan siapa-siapa hanya pasrah, pastilah ada hikmah dibalik ini semua, ternyata teman saya ke money changer untuk menukarkan AUD ke rupiah untuk membayar hutang kepada saya. Saat itu dia bertanya mau dibayar pake rupiah atau dollar? karena saya takut merugikan orang lain, karena yang dipinjam dalam rupiah bayarkan saja dalam rupiah agar nilainya menjadi jelas. Tapi saya tidak menyangka kalau dia ingin membayar saat itu juga, seharusnya dia berkompromi, tapi yah sekali lagi saya yang salah, dia hanya bermaksud baik dan merupakan sebuah kesalahpahaman. Perasaan saya campur baur saat itu, karena saya teringat keluarga yang berpesan untuk segera mengirimkan kabar setibanya di Australia. Saya takut mereka khawatir, sungguh dilema saat itu, saya tidak bisa berkata jujur menceritakan apa yang terjadi karena takut mereka justru lebih khawatir karena saya tertinggal pesawat. Di lain pihak saya harus memberi kabar tentang kondisi saya agar mereka tidak khawatir.
Malam itu sudah jam 11.30 malam, saya bertekat untuk membeli tiket pesawat saat itu juga untuk keberangkatan besok pagi, semakin cepat semakin baik, begitu pikir saya, sehingga keluarga tidak khawatir. Namun sang kawan punya pemikirannya sendiri, mumpung sudah di KL, dia ingin menjelajah malaysia dan mungkin sekitar dua hari lagi baru berangkat ke Australia. Kami beradu pendapat, tidak menemukan sepakat. Kami sama-sama keras.
Akhirnya waktulah yang memutuskan, karena kami tidak mencapai mufakat, maka karena malam yang semakin larut, counter ticket pun tutup. Mau tidak mau kami akhirnya terpaksa menginap di Bandara.
Tips Untuk muslim atau muslimah yang tertinggal pesawat, carilah musholla karena kita bisa beribadah tepat waktu, tempat yang aman dan gratis untuk tidur serta kita akan bertemu orang-orang baru. Bertemu dengan orang-orang baru sangatlah menghibur hati, kita bisa berbagi cerita dan menambah saudara, bahkan terkadang tak terduga. Saya mendapat beberapa undangan dari mereka untuk singgah jika saya ada waktu, mereka menuliskan alamat dan no. telp, sungguh persaudaraan itu indah. Itulah janji Allah. Allah SWT sebaik-baik penolong.
Selalu ada hikmah dibalik kejadian. Sejak kejadian ini saya selalu mengatur waktu jam diatas pesawat setelah pemberitahuan dari sang pilot dan lebih berhati-hati pada setiap penerbangan. Manusia hanya bisa berencana, Allahlah yang menentukan.
Akhirnya waktulah yang memutuskan, karena kami tidak mencapai mufakat, maka karena malam yang semakin larut, counter ticket pun tutup. Mau tidak mau kami akhirnya terpaksa menginap di Bandara.
Tips Untuk muslim atau muslimah yang tertinggal pesawat, carilah musholla karena kita bisa beribadah tepat waktu, tempat yang aman dan gratis untuk tidur serta kita akan bertemu orang-orang baru. Bertemu dengan orang-orang baru sangatlah menghibur hati, kita bisa berbagi cerita dan menambah saudara, bahkan terkadang tak terduga. Saya mendapat beberapa undangan dari mereka untuk singgah jika saya ada waktu, mereka menuliskan alamat dan no. telp, sungguh persaudaraan itu indah. Itulah janji Allah. Allah SWT sebaik-baik penolong.
Selalu ada hikmah dibalik kejadian. Sejak kejadian ini saya selalu mengatur waktu jam diatas pesawat setelah pemberitahuan dari sang pilot dan lebih berhati-hati pada setiap penerbangan. Manusia hanya bisa berencana, Allahlah yang menentukan.